APAKAH MESIN BISA BERPIKIR?
Coba baca teks ini, apakah Anda paham
seketika?
"wht has Don Trm don nw?"
Anda mungkin bisa menduga maksudnya adalah: “What
has Donald Trump done now?” (Apa lagi yang dilakukan Donald Trump
sekarang?).
Bagaimana Anda bisa sampai pada kesimpulan itu? Padahal
potongan kata-kata itu bisa saja bagian dari banyak kata lain. Anda bahkan bisa
menduga kepanjangan dari potongan yang hampir sama—"Don" dan
“don"—adalah kata yang berbeda—"Donald” dan “done”.
Jika Anda
memasukkan potongan kata-kata itu di Google, tak ada satu pun hasil pencarian
teratas yang berkaitan dengan Presiden Amerika Serikat saat ini.

Ya, Google tak secerdas itu. Supaya lebih cerdas, maka
programer dan insinyur di Google harus bisa lebih memahami apa yang terjadi di
otak manusia ketika mereka ingin memperbaiki algoritme mesin pencarian mereka.
Dan inilah alasan mereka meminta bantuan ilmuwan saraf.
Interpretasi otak
Manusia memiliki kemampuan luar biasa dalam mencerna
bahasa bahkan yang ambigu sekali pun. Bahkan satu kalimat sederhana dengan
kata-kata yang tersusun baik pun memiliki interpretasi yang beragam.
Misalnya, simak kalimat bahasa Inggris ini: “time flies like an arrow” bisa berarti “coba Anda
hitung waktu terbang lalat seperti Anda menghitung waktu terbang anak panah”,
atau “waktu terbang sebagaimana anak panah terbang”. Masih banyak lagi
kemungkinan lain.
Anda bisa memahami bahwa pilihan-pilihan makna ini semua
mungkin tetapi Anda akan memilih interpretasi yang paling umum “waktu bergerak
cepat seperti layaknya anak panah”. Bagaimana Anda melakukannya?
Memahami bahasa adalah satu contoh dari upaya komputasi
luar biasa yang Anda lakukan saat ini, tanpa Anda menyadarinya.
Kemampuan yang lain? Memahami gambar. Setiap
gambar dua dimensi di retina Anda bisa saja dihasilkan dari sembarang
pemandangan tiga dimensi. Setiap pinggiran bisa jadi adalah bagian dari
beberapa objek berbeda, atau bisa saja hanya ketidaksempurnaan (noise) di gambar. Tetapi Anda hampir selalu bisa
menebaknya dengan tepat.
Satu contoh yang sulit adalah memisahkan objek dari
latarnya, bahkan ketika gambarnya (dengan demikian garis batasnya) sangat tidak
tegas, dan objeknya merupakan bentuk rumit, yang kerap terjadi pada gambar
medis. Bahkan tanpa ‘noise’ bisa jadi sulit bagi algoritme untuk memilah mana yang penting.
Ada lagi contoh sulit, yaitu gambar-gambar
bentrokan (adversarial images) yang dirancang khusus untuk mengecoh
algoritme penglihatan komputer, meskipun manusia tidak memiliki
masalah dengan gambar tersebut.
Algoritma dan program komputer saat ini sedang
berusaha menyamai kemampuan
manusia dalam memahami bahasa dan memproses gambar visual.

Apa yang kamu lihat di gambar ini? Coba cari di google. Ternyata sang mesin pencari berpikir ini gambar awan (lihat dibawah)

Apa itu pikiran(mind)?
Sidharta Gautama menyebutnya
sebagai dhatu. Dhatu berarti materi. Gelombang atau
frekuensi terjadi karena interaksi antara otak dan mind. Jika mind
buka materi, tidak mungkin terjadi gelombang. Hanya interkasi antara materi dan
materi yang bias menimbulkan gelombang atau frekuensi. Otak tidak sama dengan mind.
Dalam buku NeoSpiritual Hypnotherapy by Anand Krishna disebutkan bahwa
penelitian – penelitian mutakhir sudah membuktikan bahwa mind adalah
operator dan otak adalah alat yang digunakan olehnya. Mind adalah
gugusan pikiran. Saat kita berpikir sesuatu, misalnya saat melihat lawan jenis
kemudian berhenti. Itu disebut pikiran. Tetapi jika kemudian berlanjut, lawan
jenis itu menarik. Kemudian berkembang lagi, dimana rumahnya, masih single atau
sudah married, dan selanjutnya... Ini yang disebut mind. Mind ini
tidak berada di dalam otak, saat kita tidur, otak tetap berdetak, mind tetap
beraktivitas. Ia tidak pernah tidur. Itulah sebabnya manusia bisa mengalami
mimpi tentang segala sesuatu. Saat manusia bermimpi, gelombang pada Alpha, 8-13
gelombang perdetik. Inilah keadaan Swapna. Dalam keadaan ‘jaga’,
gelombang Beta, 13-40 per detik. Saat kita makan, berjalan, bekerja, dan
aktivitas sehari-hari lainnya, kita berada pada gelombang Beta. Semakin berkurang
gelombang yang terjadi per detiknya, semakin rileks kondisi kita, dan semakin
tajam gugusan pikiran kita. Bagaikan riak air. Semakin tenang permukaan air,
semakin jelas kelihatan dasar sungai atau danau. Saat permukaan air ber riak,
semakin tidak jelas dasar sungai atau danau. Kotoran – kotoran tidak mengendap.
Demikian juga semakin banyak mind terbentuk, semakin tidak tajam pikiran
manusia. Tidak terjadi keselarasan antara gelombang alam dan manusia. Para suci
atau master yang memiliki frekuensi semakin rendah, semakin bisa membaca
situasi alam. Tidak mengherankan bila para suci atau master bisa membaca sinyal
alam semesta. Mind terbentuk dari materi duniawi. Semakin kita selalu
memikirkan benda duniawi, kenyemanan serta kenikmati duniawi, semakin kasar
kualitas materi mind. Jiwa manusia berada dalam jebakan mind. Mind
yang berkualitas semakin tinggi adalah ketika semakin tidak memikirkan hal- hal
keduniawian. Semakin tinggi kualitas mind semakin mudahbagi jiwa untuk melepaskan
diri. Dengan kata lain, jiwa segera terbebaskan. Inilah yang disebut dalam keadaan
alam Nirvana. Nir berarti tidak, dana vana berarti hutan. Hutan dunia. Saat manusia
mencapai keadaan atau alam Nirvana, ia berada pada kebahagiaan sejati. Penderitaan
terjadi ketika manusia terjerat oleh duniawi. Keinginan yang tidak terpenuhi
adalah sumber penderitaan. Saat bebas terhadap keduniawian, saat yang membahagiakan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar